Selasa, 07 Juli 2009

RS ngedukung Free-Sex (November 11th, 2006)


Gw baru aja membuka-buka halaman koran yang sengaja gw beli (yang tujuan utamanya adalah mengisi waktu kosong saat melakukan hal yang paling menyebalkan di dunia yaitu menunggu), since di kosan gw ga punya tools untuk menghubungkan gw dengan dunia luar (selain HP tentu aja, kalo ga gw bisa gila beneran), I mean media elektronik seperti TV ataupun radio, bahkan media cetak pun gw jarang beli, yang mengakibatkan gw jadi manusia yang tidak up-to-date alias ketinggalan berita. Hehehe.. Gini kutipannya..
“Untuk pertama kalinya di Tokyo, Jepang, sebuah rumah sakit membuka bagian khusus untuk menampung bayi-bayi hasil hubungan gelap. Di sana, setiap ibu bisa menyerahkan secara diam-diam bayi yang kehadirannya tak diharapkan……”
Dan yang terbayang dalam benak gw setelah membaca kalimat tersebut adalah, gimana kalo seandainya rumah sakit itu ada di Indonesia, yang sekarang udah ga bisa dipungkirin lagi, terkena pengaruh dunia barat dimana free-sex dihalalkan, yang juga ga terlepas akibat dari kemajuan teknologi. Kita semua tau lah, di sekitar kita, banyak banget orang, pasangan di luar nikah yang udah ngelakuin ‘hal’ itu. Seakan udah jadi hal yang biasa, mereka pun tanpa malu-malu (atau mungkin urat malunya udah ga ada ya) dan juga tanpa ingat Sang Pencipta (atau pura-pura ga ingat) melakukan hubungan yang imbasnya pasti paling ngefek ke cewe sebagai pihak yang dirugikan. Bahkan ada pula yang sengaja ngerekam ‘hubungan’ itu, entah dalam bentuk kepingan CD atau cuma rekaman dalam HP (penyalahgunaan fungsi HP, dasar manusia dodol!) yang walaupun tadinya buat konsumsi pribadi, akhirnya jadi beredar ke masyarakat luas seperti kasus ‘Bandung Lautan Asmara I’ dan sekuelnya.. gile, gile, betapa murahnya harga diri seorang wanita (berapi-api ni gw!), yang mau menyerahkan dirinya sama orang yang hanya saja pacarnya doang (ini menandakan bahwa pacar itu bukan segalanya, dalam artian pacar memang orang yang dekat tapi ga punya hak terhadap kita melebihi diri kita sendiri, got it?), bukan suami dari pernikahan dengan dirinya.. ckckck!
Balik lagi ke masalah rumah sakit tadi, seandainya aja beneran tuh rumah sakit dibangun di Indonesia, berarti secara ga langsung yang ngebangun rumah sakit itu (bukan, bukan tukangnya maksud gw, tapi yang punya ide dan semua orang menyetujuinya!) udah membantu me-westernisasi bangsa ini dengan menghalalkan free-sex. Kenapa gitu? Soalnya para pelaku dan si ibu-ibu korban dari para lelaki yang tidak bertangung jawab itu pasti dengan gampangnya akan naro bayinya di rumah sakit itu. Dan mereka yang emang gemar melakukan ‘hal’ itu pasti lebih seneng lagi. Karena mereka ga perlu repot-repot mikirin aborsi (yang biayanya mahal beeeed, menurut pengalaman beberapa orang yang pernah cerita ke gw), ato mikir tentang Married By Accident (MBA), karena mereka mikir, kan udah ada rumah sakit penampungan, yang selain ga perlu ngeluarin biaya juga ada dia juga ga perlu nanggung malu. Huuuuuh, betapa semakin anehnya dunia ini..
Yang pasti, gw sih pesen sama wanita-wanita di dunia ini, terutama temen-temen gw. Girls, pikirin beribu-ribu kali deh kalo mau nyerahin virginity kita sama cowo (selain suami resmi yang nikah secara agama+hukum, jangan lupa daftar ke KUA, jangan nikah siri), yang gw dapet dari sharing sama temen-temen yang udah pernah, mereka Cuma ngerasain kenikmatan sesaat tapi penyesalan seumur hidup. Percaya deh! Dan yang paling dapet imbasnya itu cewe, hamil di luar nikah, malu kita dan keluarga yang luar biasa, dan hal-hal lainnya. Ato kalo perkataan dari gw ini ga mempan, anggap aja Tuhan sedang mengawasi kita di setiap kegiatan yang kita lakukan (thank’s k dian—mentor gw yang baru loh..hohoho =D). . Ok kawan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar