Jumat, 15 Maret 2013

the one that I love

Tukang foto keliling - Yogya, 2012
i love photography! buat saya, foto itu menggambarkan berbagai macam hal. berbicara lebih banyak daripada kata-kata. menangkap sesuatu yang mungkin di luar perkiraan kita sebelumnya.

“What i like about photographs is that they capture a moment that’s gone forever, impossible to reproduce.”
― Karl Lagerfeld

entah dari kapan saya mulai suka dengan dunia ini. dari kecil saya selalu jadi objek paman yang gemar dengan fotografi. ketika ada acara di SMA, saya selalu ingin jadi seksi dokumentasi. sayangnya, kesempatan itu cuma datang sekali. alasannya klise, karena menurut teman-teman saya lebih pantas jadi sekretaris (mungkin dukungan tulisan saya yang rapi dibandingkan dengan teman yang lain. padahal kan buat surat kegiatan kan pake mesin tik. sungguh aneh memang). mungkin alasan yang lebih masuk akal adalah karena saya tidak punya kamera. bagaimana saya mau mendokumentasikan, kalau kamera saja saya tidak punya?

Kamera kantor :) - Pulau Samosir, 2010
tidak kecil hati, saat kuliah saya mendaftar menjadi seksi humas, publikasi dan dokumentasi atau dikenal dengan HPD. masih dengan modal nekat, karena saya belum punya kamera. bahkan untuk kamera analog sekalipun. syukurnya, yang diutamakan dalam kepanitiaan itu, hanyalah komitmen. jadilah saya diterima dan dimulailah petualangan saya dengan foto. you know, keuntungan menjadi seksi HPD adalah all access artinya, seorang staf HPD bisa bebas melenggang ke sana kemari untuk mengabadikan momen. termasuk juga kesempatan buat curi-curi foto atlet ganteng atau gebetan tanpa rasa risih. kan alesannya buat dokumentasi. hihihi. di kepanitian-kepanitian lain akhirnya saya ketagihan menjadi seorang HPD, dan tentunya masih dengan modal dengkul, karena kamera yang saya pakai selalu hasil pinjaman.

saat berkecimpung di dunia per-HPD-an, saya mulai kenal dengan kamera SLR. sebelumnya saya mikir, kamera sama dengan kamera pocket. karena teman saya baik, saya boleh deh pake kameranya dia buat coba-coba. terus jadi ketagihan dan makin tertarik. sayangnya, kamera saat itu mahal. jangankan DSLR, pocket saja saya ga mampu belinya. jadilah saya pake kamera hp sebagai alat untuk memuaskan hasrat (moto) saya. namun demikian, saya ga patah arang, tekad saya bulat, suatu saat saya harus punya itu DSLR.

berbekal pengalaman HPD di beberapa kegiatan di kampus, waktu ada kesempatan untuk kepanitiaan di lingkungan kerja, saya selalu menawarkan diri jadi seksi dokumentasi. kali ini bukan buat foto orang ganteng, tapi lebih ke rasa penasaran, dan memuaskan. darimana kameranya? tentunya fasiltas kantor.

Hunting - Jakarta, 2011
tahun 2011, uang rapelan gaji saya turun, saya memenuhi janji pada diri sendiri. saya harus punya kamera. dan finally, DSLR pertama dan sampai saat ini masih setia, canon EOS 500D. dengannya, saya sudah kemana-mana. dengannya, saya melewati suka dan duka. sayangnya, sampai sekarang, saya ga punya panggilan untuknya (tidak seperti benda-benda lain kepunyaan saya). tapi tentu saja, dia sangat berharga.

oia, berkat jasanya, ribuan gambar sudah saya hasilkan. dari mulai kumpul keluarga, jalan-jalan ceria, makan-makan bersama, pemandangan nan cantik jelita dan sebagainya (kunjungi http://www.facebook.com/wulan.febrianti1/photos_albums if you wanna know more). memang bukan foto-foto canggih seperti para profesional. hanya foto sehari-hari, yang hanya bermakna bagi sebagian kita. tapi paling tidak, ada keindahan yang tak kasat mata di sana, yang buat kita bersyukur kepada Sang Pencipta.

Shoot - Gunung Bromo, 2012
satu lagi, bukan hanya dengan kamera DSLR saya ber-fotografi ria. terkadang saya juga menggunakan kamera hp. buat saya yang terpenting adalah momennya, bukan dengan apa saya mengabadikannya. Seperti seorang pernah berkata, "Buying a Nikon doesn’t make you a photographer. It makes you a Nikon owner."

well, selamat mencoba ber-fotografi ria, dan rasakan sensasinya!

ps : mari kita belajar bersama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar